Powered By Blogger

Rizky Arif

Kamis, 04 November 2010

Fase-fase Kehidupan

Jika orang bercerita tentang sesuatu yang indah, maka kita ingin melihatnya, tetapi setelah dilihat, tidak ada hasrat untuk melihatnya lagi karena bosan, tetapi berbeda dengan berita yang tercantum dalam Al-Qur’an tentang Surga, Apakah Surga itu? Seandainya kita membayangkan keadaan surga menurut akal kita, niscaya kita tak akan mau keluar dari dalamnya dan kita ingin terus tinggal di dalam surga itu. Padahal kita hanya membayangkan dengan akal, dan surga itu sungguh tak dapat dilihat mata dan belum pernah tergoreskan dalam hati manusia. Mari kita perhatikan keindahan surga dalam ayat-ayat Al-Qur'an berikut:
Q.S. Al-Ghasyiyah, ayat 8-16:

Artinya: “Banyak muka pada hari itu berseri-seri. merasa senang karena usahanya. dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun dan permadani-permadani yang terhampar”.

Q.S. Insan, ayat 5-6:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya”.

Betapa tidak, dengan ayat-ayat yang dipaparkan di atas saja kita sudah merasa menginginkan surga tersebut, belum lagi ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang belum kita baca.
Sungguh agung yang menciptakan surga tersebut. Bagaimana tidak, tiada siapapun yang bisa demikian selain daripada-Nya, Dialah Allah Swt, Tuhan pencipta alam semesta. Tidak hanya surga rupanya yang Allah ciptakan, Ia juga menciptakan tempat yang paling buruk dan jauh dari keindahan, yang semua orang akan merasa tersiksa sebelum ia merasakannya, yaitu Neraka. Perhatikan ayat-ayat berikut:
Q.S. Al-Hajj, ayat 12:
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya".

Q.S. Al-Hajj, ayat 19-22:
Artinya: "Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasakanlah azab yang membakar ini".

Sudah cukup kita memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an tersebut untuk merasa takut dan berharap dijauhkan dari tempat itu. Betapa perihnya siksaan yang diperlihatkan dalam ayat-ayat di atas. Sungguh berbeda jauh dengan surga yang digambarkan sebelumnya. Tidak ingin pastinya kita berada di dalam neraka, dan sungguh kita menginginkan berada di dalam Surga.
Akan tetapi kita tidak akan bisa melihat surga ataupun neraka, karena kedua tempat itu berada di alam ghaib yang tak bisa diindera oleh tubuh kita. Tempat itu bisa kita lihat dan kita rasakan di hari akhir nanti, di mana alam semesta ini akan hancur atau disebut dengan Kiamat. Atau bisa kita rasakan setelah melewati fase-fase kehidupan, yaitu Mati I-Hidup I- Mati II-Hidup II. Itulah fase yang akan kita alami di kehidupan ini. sebelum kita diberi nyawa oleh Allah, maka ketika itu kita disebut mati, lalu ketika kita diberi nyawa, itulah ketika kita hidup, dan kita akan mati sebagaimana yang kita lihat saudara-saudara kita yang mendahului kita, lalu kita akan dihidupkan kembali ketika hari Kiamat. Perhatikan ayat-ayat berikut:
Q.S. Al-Baqarah, ayat 28:

Artinya: “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?”

Ketika Hidup I-lah Allah memberikan kita kesempatan untuk memilih, apakah akan terus suci atau merubahnya dan memilih tempat manakah yang akan kita singgahi di fase Hidup II nanti, hal itu di karenakan amalan yang dikerjakan di dunia, yaitu dengan berbuat amalan-amalan tertentu yang memasukkan kita ke surga atau neraka tersebut. Perhatikan terjemah ayat-ayat berikut:
Q.S. Al-Kahfi,

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”

Q.S. Ibrahim, ayat 18:
Artinya: “Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”

Dan ketika kita menuju fase yang ketiga, yaitu Mati II, kita sudah terputus dari hak pilih kita, kita tinggal menunggu hari kehancuran, kita sudah menyimpan catatan amal dimasa kita berada dalam fase Hidup I dan disimpan dengan rapi dan tidak bisa kita merubahnya yang dicatat oleh malaikat. Catatan itulah yang disebut dengan tiket penentu surga atau neraka. Perhatikan terjemah ayat-ayat berikut:
Q.S. Al-An’am, ayat 61:
Artinya: “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya”

Setelah datang hari kiamat, maka kita akan merasakan fase yang ketiga yaitu hidup II. Disinilah kita akan hidup kembali dan merasakan apa yang kita pilih ketika kita berada di fase Hidup I. Perhatikan terjemah ayat-ayat berikut:

Q.S. Al-Jasiyat, ayat 27:
Artinya: “Dan hanya kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya kebangkitan, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan”

Empat fase itulah yang akan kita rasakan. di fase yang kedua adalah fase yang paling menentukan, karena hak pilih kita hanya saat itu saja, karena syetan terus mengganggu ketika fase ini. kita akan masuk salah satu diantara dua tempat yang keadaannya berbeda sangat jauh, yaitu surga dan neraka. Dan kita akan kekal berada di alam sana.
Tentunya di setiap fase kita akan terus berharap supaya tempat yang buruk itu tidak ditempatkan oleh kita, tetapi sebaliknya surga-lah yang kita tempati. Yang menjadi pertanyaan besar adalah Bagaimana cara kita menempatinya, melihat dan merasakan kenikmatan surga itu?

Tidak semata-mata kita membayangkan surga itu dan nanti kita akan masuk ke dalamnya. Ternyata pemilik surga ini tidak semata-mata memberikan surga ini kepada manusia. Ia menjadikan Surga itu sebagai hadiah untuk orang-orang terpilih. Siapakah mereka dan mengapa Allah memilih mereka?
Maka dari itu, permasalahan tersebut memberikan inspirasi kepada penulis untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah yang mengangkat permasalahan di atas dengan memberi judul ”JALAN MENUJU SURGA”.

Untuk pertanyaan, silahkan ADD saya d facebook. klik di bawah ini
Facebook Riez Q