Powered By Blogger

Rizky Arif

Minggu, 31 Januari 2010

PIMPINLAH HATI

Allah menciptakan manusia tidak semata-mata hanya untuk dirinya sendiri, ada yang harus ia lakukan untuk memenuhi aturan dan syarat yang di tetapkan sang pencipta.
“tidak semata-mata aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadanya”

Sudah jelas di katakan dalam ayat itu, tidak bisa kita hidup untuk keinginan kita saja, tapi ada yang harus kita lakukan untuk yang menciptakan kita.

Ada satu kisah, dimana seorang raja yang ingin tahu makna atau arti semua kehidupan ini, kisah ini berpesan bahwa semua kehidupan ini di simpulkan “hidup-sengsara-hidup”. Begitulah makna kehidupan, bila kita menginginkan senang di akhir, pakailah metode seperti ini, biarkanlah kita mati-matian menghamba pada tuhan di dunia ini, toh kalau kita sudah di akhirat insya allah akan mendapatkan yang kita harapkan.
”berakit-rakit kehulu, berenang-renang ke tepian. Bersenang-senang dahulu, bersenang-senang kemudian”.

Ada pula yang menyimpulkan bahwa kehidupan ini adalah “mati-hidup-mati” . metode ini tentu bisa kita mengerti, ketika di dalam rahim kita mati, dan 3-4 bulan kemudian kita di hidupkan dengan di masukkannya ruh pada jasad kita. Setelah lahir, kita bis merasakan sekitar, bagaimana keadaan dunia, dan akhirnya kitapun akan mati kembali. Cuma, yanhg menjadi permasalahannya adalah mau bagaimanakah kita mengisi hidup kia ini yang setelah mati dan sebelum mati.

Allah menciptakan kita itu bukan hanya itu,

“dan ingatlah, ketika tuhanmu berkata:”aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi”

Pertanyaannya adalah “sudahkah kita menumbuhkan sikap-sikap atau karakter kekhalifahan itu sendiri ?” malulah kita bila kita tak mampu memiliki karakter pemimpin itu dan tak mau jadi pemimpin, padahal misi kita di ciptakan Allah ke bumi untuk menjadikan kita khalifah di bumi ini, tapi apakah yang terjadi?
Merusak pekerjaan kita, mengotori kebiasaan kita, apa lagi yang akan kita lakukan selain itu, apa yang kita banggakah bila kita berstatus khalifah, tapi melihat kita yang begini, pantaskah kita?.

Dan ingatlah, setiap orang pasti mempunyai pemimpin masing-masing yang mengendalikannya, baik dan buruk itu di tentukan oleh pemimpin itu, yaitu hatinya. Segumpal daging yang bila ia rusak, maka rusaklah seluruhnya. Hati menyuruh otak bagaimana cara untuk mencuri suatu barang, maka otak pun akan mengikutinya, dan bila hati menyuruh menghentikannya, maka smua anggota tubuh pun akan berhenti melakukan itu. Bila hati sudah berbicara, maka semua anggota tubuh akan menyetujuinya dan langsung melakukan yang hati inginkan. Insya Allah bila kita dapat memimpin diri kita melalui pengobatan hati di suatu tempat khusus penentram hati, maka kita akan mudah menyuruh tubu kita untuk “AMAR MA’RUF NAHYI MUNKAR”, dan insya Allah kita bisa memimpin orang lain bahkan dunia sekalipun dengan mudah.

Seorang pemimpin juga pasti mempunya kekurangan dan kelebihan tersendiri, semisal indonesia dengan jepang, malaysia, singapura dll, indonesia mempunyai bahan baku, dan tidak punya mesin atau alat untuk mengolahnya, maka negara lain membantu untuk membereskan masalah itu. Begitu pun diri kita yang memimpin diri kita sendiri, pemimpin dengan pemimpin yang lain pasti saling membutuhkan, seorang yang memimpin dirinya dengan orang lain yang sedang memimpin dirinya pula, pasti saling membutuhkan. Disitulah terjadinya kelengkapan antara pemimpin A dengan B.

Teringat ucap Ust. Abdul aziz alfadhol khusuhnya di kalangan pesantren, bahwa “setiap santri di harapkan menjadi THE BIG FAMILY, yang saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya”. Kalau sudah demikian, tak mungkin ada orang yang melecehkan dan menghina kakaknya, adiknya, ayahnya, ibunya, sebagaimana dalam sebuah keluarga. Maka dari itu kita sebagai orang yang masih di kalangan pelajar khususnya harus saling melengkapi satu dengan yang lain, pemimpin dengan pemimpin lain.
Wallahu ‘alam.

GHAIBKU DAN GHAIBMU

Sebelum melangkah lebih jauh, awalnya ada seorang jamaah di suatu kumpulan pengajian yang mengingatkan mengenai alam ghaib, betapa beresikonya membicarakan hal yang seperti itu. “buaknkah akhirat termasuk perkara yang ghaib? Apa tidak selayaknya kita mempercayainya saja?” katanya.
lalu yang di tanya diam sejenak, dan menoreh pada jamaah yang bertanya tadi. Ternyata yang bertanya tadi masih memegang kukuh alat tulisnya, menuggu jawaban yang ia tanyakan.
Lalu yang di tanya menjawab, “kita semua, mau tidak mau akan hidup di sana. Apakah kita tidak ingin mengetahui keadaannya. Kalau memang ada informasi yang bisa di terima secara akal dan iman, menapa kita tidak mendiskusikannya saja?”
Sanpai disini akhirnya semua jamaah mendiskusikan masalah yang ghaib atau akhirat dengan dua pendekatan. Yang pertama, dari sisi keimanan. Dan yang ke dua dari sisi akal. Dan yang penting keduanya akan di bahas secara simultan alias saling berkaitan.
Bagaimana caranya? Caranya, adealah dengan mendasarkan diskusi kita pada informasi di dalam aaaAl-qur’an dan Al-hadits..sebab, memang tidak ada satupun data empiris yang bisa kita jadikan titik tolak untuk melakukan analisa tentang kehidupan akhirat.yang ada ialah informasi dari alqur’an bahwa manusia kelak akan di bangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya selama ia hidup di dunia.
Akan tetapi, selain sisi keimanan sebagai entry point, agaknya kita memerlukan data-data empiris, serta teori-teori ilmu pengetahuan modern, sebagai alat analisa dengan menggunakan mekanisme akal. Ini di perlukan supaya analisa ini tidak menyimpang jauh dari kenyataan yang ada.
Maka dari itu, mereka memulai diskusi dengan membahas definisi ghaib. Hal ini dilakukan karena ada pendapat (termasuk penanya ke dua) bahwa kita tidak boleh membicarakan tentang yang ghaib. Kita mesti melakukan klarifikasi dan membahasnya terlebih dahulu agar diskusi selanjutnya tidak simpang siur, disebabkan perbedaan persepsi mengenai kata “ghaib”.
Sebenarnya, apakah pengertian ghaib itu. Secara bahasa, ghaib berarti tidak terdeteksi oleh panca indera (lihat Al Qur’an, raja Fahd, arab saudi, hal.8, catatan kaki nomer 44). Tetapi meskipun oleh panca indera tidak terdeteksi, hal yang di sebut ghaib itu bukannya tidak ada. Kejadian tersebut sebenarnya ada dan terjadi di sekitar kita.
Agar lebih mantap, marilah kita nukilkan beberapa ayat al Qur’an untuk menuntun pengertian kita. Di antaranya ketika Allah menceritakan kepada Rasulullah kisah nabi Nuh.

QS. Huddd (11) : 49

Yang artinya:
“itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahiunya, dan tidak pula kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, (karena) sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi ortang-orang yang bertakewa”.

Atau ketika Allah menceritakan kisah maryam, ibunda ‘isa kepada rasullulah

QS. Ali Imran (3) :44

Yang artinnya

“ yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang kami wahyukan kepadamu (muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan memelihara maryam. Sdan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.”

Atau ketika Allah menceritakan tentang berbagai ciptaannya di alam sekitar kita.

QS. Al An’am (6) : 59

Yang artinya:
“Dan pada sisi Allah lah semua kuci yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahiu apa yang di daratan dan di alutan, dan tiada csehelai daunpun yang gugur melainkan dia yang mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak suatu yang basah atau kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata”

Kalau kita mencermati kalimat-kalimat dalam ayat di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang di sebut ghaib itu bukanlah sesuatu yang mutlak tidak bisa terdeteksi olae panca inhdera. Melainkan, sesuatu yang tidak bisa terdeteksi oleh sebagian orang, pada masa tertentu saja.
Sebagai contoh, kisah tentang maryam. Kejadian yang di ceritakan oleh Allah kepada nabi Muhammad itu ‘benar-benar terjadi’ pada zaman maryam. Jadi tidaklah ghaib buat oran-orang yang hidup bersama maryam. Jadi tidaklah ghaib buat orang yang hidup bersama maryam. Akn tetapi kejadian itu ghaib bagi Rasulullah, dan umat pada zamannya.
Demikian pula kisah tentang nabi Nuh. Kejadian itu tidaklah ghaib pada saat Nabi Nuh hidup, akn tetapi ghaib bag umat pada zaman Nabi Muhammad, karena umat nabi Muhammad tidak ada yang hadi pada saat kejadian itu berlangsung. Begitulah, karena ketidak hadiran kita dan tidak ada data yang mendukungnya, maka kejadian itu di katakan ghaib.
Jika pengertian ini kita perluas pada nukilan ayat yang ketiga di atas, maka keghaiban di alam semesta ini pun bisa kita simpulkan tidak terjadi secara mutlak, melainkan relatif antara seorang dengan yang alinnya. Namun, sangat jelas bahwa Allah mengetahui secara keseluruhan kejadian di semua penjuru alam semesta ini. Sedangkan kita, manusia hanya di beri pengetahuan sebagian kecil saja. Selalu ada bagian yang tersembunyi yang tidak kita fahami dan tidak terdeteksi alias ghaib. Akn tetapi ghaib bagi saya, belum tentu ghaib bagi anda. Begitu pun sebaliknya, ghaib bagi anda belum tentu ghaib bagi orang yang lainnya.
Ke ghaiban bersifat relatif, bukan hanya antara satu dengan yang lainnya, tetapi juga ada dinamika yang terjadinya sesuai dengan perkembangan zaman. Pada zaman Nabi Nuh, kejadian tersebut tidaklah ghaib, tetapi menjadi ghaib pada zaman kita. Karena kita tidak mengalaminya, dan tidak punya datanya. Demikian pula sebaliknya, kejadian masa kini tidaklah ghaib bagi kita, tetapi ghaib bagi umat pada zamat rasulullah.
Sehingga, bisa dio simpulkan bahwa sesuatu yang ghaib tidaklah mutlak adanya. Dan sama sekali tidak boleh membicarakannya. Dengan melakukan penyelidikan dan analisa terus menerus, insya Allah, yang tadinya ghaib akan terkuak sedikit demi sedikit. Tentu saja, dengan izin Allah yang maha penguasa keghaiban.
Sebagai contoh, dulu energi magnetik adalah perkara yang ghaib. Tapi dengan adanya penelitian terus menerus, maka kini energi tersebut bukan lagi sesuatu yang yang ghaib. Demikian pula berbagai penemuan lain di bidang kedokteran, biologo, fisika, dlsbg. Dulu perkembangan janin dalam rahim adalah hal yang ghaib, tapi kini kita bisa mengikutinya dengan menggunakan alat deteksi, katakanlah USG. Maka, perkembangan janin bukan lagi sesuatu yang ghaib.

KONSEP AJARAN AGAMA HINDU BUDHA YANG MERAMBAT KE TUBUH ISLAM











Masuknya ajaran-ajaran yang dahulu menyisakan dampak sampai sekarang, yang kerap paling banyak pelaku penggunaan ajaran terdahulu tersebut adalah islam sendiri. Ironisnya tidak hanya satu dua yang di jadikan adat atau kebiasaan di kalangan islam tersendiri. Salahsatu adat yang menempel hingga saat ini adalah upacara kematian.

Salahsatu anggapan ajaran yang tidak mengakui adanya akhirat yaitu, ketika seorang penjahat mati, ia akan bertemu dengan penjaga akhirat dan dipukuli oleh kerabatnya ramai-ramai yang pernah ia sakiti di dunia. Penjaga akhirat pun mengusirnya dengan kejam atau memasukkan ia ke dalam penjara siksaan. Sebagian roh terpaksa lari kembali ke dunia. Roh penjahat akan kembali lagi ke dalam jasadnya, tetapi jasad itu telah rusak. Jadilah ia roh gelandangan yang mencari makan di tempat penyambelihan babi denganmenjilat-jilat darah yang tumpah atau makan sari-sari makanan dan sayuran yang terbuang. Ia sangat gembira bila ada seorang yang sudi memanggilnya dalam upacara cay lan kung atau cay lan tse ( upacara untuk membebaskan oarng-yang sudah mati yang bekeliaran).jika ia senang dengan meakai jasad itu, ia enggan untuk pulang.
Dan bila manusia yang baik mati, ia tidak akan sengsara di akhirat, justru ia sebaliknya ia akan senang tinggal di akhirat karna ia di bakali oleh keluarganya ketika di dunia, sehingga hidupnya di akhirat seba berkecukupan, dapay membeli tanah, membangun rumah, membeli kendaraan pribadi, dan lainnya yang bisa ia gunakan hasil dari bekal yang keluarganya berikan. atau jika ia petani, ia akan bertani di sana, lalu hasil dari tani itu ia akan menjadi orang kaya dari bertani itu.adakalanya ia menerima kiriman kelurganya di dunia. Yang bernasib malang adalah seorang bujangan atau gadis jika mati. Tatkala sampai di akhirat, penjaga gerbang akhirat betanya, “manakah pasanganmu” karena mereka tidak dapat menjawab, maka mereka kembali lagi ke dunia, tetapi jasadnya rusak. Seekor belalang molek menyediakan si gadis atau bujangan itu untuk menumpanginya. Belalang itu pun terbang ke rumah si bujangan atau gadis tersebut, gadis atau bujangan menjerit-jerit di rumahnya, tetapi tidak terdengar oleh keluarganya, yang terdengar oleh mereka adalah suara belalang.
Sungguh ironisnya ajaran-ajaran yang mereka jadikan sebagai pegangan kehidupan mereka, dan sungguh itu kontra dengan apa yang di turunkannya ke dunia melalui utusannya, dan didalmnya semua aturan yang menyangkut hal di atas salahsatunya sudah sudah termaktu di sana, dialah Allah pencipta alam semesta.
Tidak hanya sampai disitu kegilaan ajaran mereka, adapula tips agar di akhirat sana orang-orang mati aman, tentram dan mendapatkan kepuasan lainnya, yaitu dengan mengadakan upacara-upacara tertentu. Upacara sehari kematian, tiga hari kematian, tujuh hari kematian, sembialn hari kematian, lima belas hari kematian, empat puluh hari kematian, seratus hari kematian, setahun kematian dan tiga tahun kematian, itu adalah upacara-upacara yang mereka lakukan, fungsinya agar roh yang telah mati agar tidak gentayangan dan menggangu orang-orang sekitar.
Diantara upacara yang tadi di sebutkan, salahsatunya yaitu:

Tiga hari kematian
Diadakan pesta kematian, sementara roh masih ada di sekitar peti dan makan sari makanan yang tersedia. Pada suku Tsen purba di arah tenggara negri china, di adakan bembantaian kerbau dengan menebas leher kerbau dari dean ketika kerbau tengah dilarikan, adakalanya sampai berpuluh ekor,. \adat tersebut masih kini di lakukan di suku Toraja.

Sebilan hari kematian
Biasanya bila peti tidak di kubur pada hari ke sembilan, sembilan hari kematian hanya berupa pesta kecildengan menyajikan: kue, buah-buahan, dan ayam panggang.

Lima belas hari kematian
Adapula sebagian keluarga yang merayakannya denan merayakannya dengan menyalakan batang hio dan menyajikan ayam panggang, buah-buahan dan air teh. Sebagian keluarga bersiap mengantarkan peti mayat ke kuburan atau ke tempat penyimpanan mayat.

Empat puluh hari kematian
Menurut kepercayaan ajaran Yang, roh beraga halus itu pergi sementara ke akhirat. Jika ia orang baik-baik, penduduk akhirat datang menjemputnya. Serunai dan genderang di bunyakan, buah-buahan disajikan, dan ia di pesilahkan melihat-lihat ke dalam rumah,toko, dan kebun yang belum selesai.
Setelah itu roh kembali ke bumi dan ia mendapat tantangan dan godaan, tapi karena di antar pengawal yang di akhirat, segala godaan itu dapat di atasinya. Di rumah ia makan sari mkanan dan minuman yang di sediakan untuknya dalam pesta empat puluh tahun hari kematian. Konon pengawal pulang kembali dan roh selama sehari semalam tinggal dalam ruang tempat penyimpanan peti. Keesokan harinya, roh pulang ke akhirat, dalamperjalanan ia pun mendapat godaan di lautan antara dunia dan akhirat. Ketika ia melewati bulan, si bongkok yang nakal mengulurkan talinya untuk mengail perahu yang di tumpangi roh. Roh memberi kue pada tikus sehingga tikus memutuskan tali kail itu setiap kail itu di ulruka si bongkok.

Itulah salah satu dari sekian banyak ajaran yang di lakukan oleh golongan-golongan atau bangsa yang menurut islam itu tak perlu di lakukan karena kontra dengan apa yang di turunkan oleh pencipta alam semesta. Semoga kita dilinduni oleh Allah atas apa yang telah kita perbuat dan dijauh kan dari perkara-perkara yang dapat menjerumuskankan kita ke jalan yang sesat. Wallahu a’lam.

DEFINISI BID'AH



Para ulama telah memberikan beberapa definisi bidah. Definisi-definisi ini walaupun lafadl-lafadlnya berbeda-beda, menambah kesempurnaannya disamping memiliki kandungan makna yang sama. Termasuk definisi yang terpenting adalah

1.Definisi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah berkata,Bidah dalam agama adalah perkara wajib maupun sunnah yang tidak Allah dan rasu-Nya syariatkan. Adapun apa-apa yang Ia perintahkan baik perkara wajib maupun sunnah maka diketahui dengan dalil-dalil syriat, dan ia termasuk perkara agama yang Allah syariatkan meskipun masih diperslisihkan oleh para ulama. Apakah sudah dikierjakan pada jaman nabi ataupun belum dikerjakan.

2. Definisi Imam Syathibi
Beliau berkata,Satu jalan dalam agama yang diciptakan menyamai syariat yang diniatkan dengan menempuhnya bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah.

3.Definisi Ibnu Rajab
Ibnu Rajab berkata,Bidah adalah mengada-adakan suatu perkara yang tidak ada asalnya dalam syariat. Adapun yang memiliki bukti dari syariat maka bukan bidahwalaupun bisa dikatakan bidah secara bahasa

4.Definisi Suyuthi
Beliau berkata,Bidah adalah sebuah ungkapan tentang perbuatan yang menentang syariat dengan suatu perselisihan atau suatu perbuatan yang menyebabkan menambah dan mengurangi ajaran syariat.

Dengan memperhatikan definisi-definisi ini akan nampak tanda-tanda yang mendasar bagi batasan bidah secara syariat yang dapat dimunculkan ke dalam beberapa point di bawah ini :

1. Bahwa bidah adalah mengadakan suatu perkara yang baru dalam agama. Adapun mengadakan suatu perkara yang tidak diniatkan untuk agama tetapi semata diniatkan untuk terealisasinya maslahat duniawi seperti mengadakan perindustrian dan alat-alat sekedar untuk mendapatkan kemaslahatan manusia yang bersifat duniawi tidak dinamakan bidah.

2. Bahwa bidah tidak mempunyai dasar yang ditunjukkan syariat. Adapun apa yang ditunjukkan oleh kaidah-kaidah syariat bukanlah bidah, walupun tidak ditentukan oleh nash secara husus. Misalnya adalah apa yang bisa kita lihat sekarang: orang yang membuat alat-lat perang seperti kapal terbang,roket, tank atau selain itu dari sarana-sarana perang modern yang diniatkan untuk mempersiapkan perang melawan orang-orang kafir dan membela kaum muslimin maka perbuatannya bukanlah bidah. Bersamaan dengan itu syariat tidak memberikan nash tertentu dan rasulullah tidak mempergunakan senjata itu ketika bertempur melawan orang-orang kafir. Namun demikian pembuatan alat-alat seperti itu masuk ke dalam keumuman firman Allah taala,Dan persiapkanlah oleh kalian untuk mereka (musuh-musuh) kekuatan yang kamu sanggupi.Demikian pula perbuatan-perbuatan lainnya. Maka setiap apa-apa yang mempunyai asal dalam sariat termasuk bagian dari syariat bukan perkara bidah.

3. Bahwa bidah semuanya tercela.

4. Bahwa bidah dalam agama terkadang menambah dan terkadang mengurangi syariat sebagaimana yang dikatakan oleh Suyuthi di samping dibutuhkan pembatasan yaitu apakah motivasi adanya penambahan itu agama. Adapun bila motivasi penambahan selain agama, bukanlah bidah. Contohnya meninggalkan perkara wajib tanpa udzur, maka perbuatan ini adalah tindakan maksiat bukan bidah. Demikian juga meninggalkan satu amalan sunnah tidak dinamakan bidah. Masalah ini akan diterangkan nanti dengan beberapa contohnya ketika membahas pembagian bidah. InsyaAllah.

Inilah definisi-definisi terpenting tentang bidah yang mencakup hukum-hukumnya. Telah nampak dari sisi-sisinya batasan bidah dan jelas pula kaidah-kaidahnya yang benar untuk mendefinisikannya. Adapun cakupan setiap definisi itu bagi hukum-hukum bidahmaka berbeda-beda

Menurut anggapanku definisi bidah yang paling menyeluruh dengan hukum-hukumnya yang membatasi pengertian bidah secara syari dengan batasan yang rinci adalah definisi Imam Syathibi.

Dengan demikian definisi Imam Syathibilah yang terpilih dari definisi-definisi tersebut di atas karena mencakup batasan-batasan yang menyeluruh yang mengeluarkan apa-apa yang tidak termasuk perkara bidah. Wallahu Alam.

SEJARAH PERSIS 72


persatuan islam 72 awalnya adalah sekelompok orang yang memisahkan diri dari masyarakat. kerna mereka selalu di cacimaki dan di siksa oleh masyarakat tersebut. berawal dari mulainya masuk ajaran persis ke masyarakat itu, dan banyak orang dari masyarakat itu yang menerima apa yang di ajarkan. masyarakat disana panik, kerna khawatir akan masuknya semua masyarakat pada ajaran persis. Lalu masyarakat berupaya mengusir kelompok yang telah ikut persatuan islam, setiap kelompok persis mengadakan kumpulan, semua masyarakat disana slaulu mengganggu, mulai dari melempari memakai batu, sampai-sampai ada yang ingin membunuh. maka dari itu, kelompok persatuan islam berhijrah, hijrahnya pun dengan sembunyi-sembunyi, tengah malam bersiap-siap untuk hijrah, lalu persatuan islam melakukan gotong royong untuk membangun rumah-rumah panggung untuk para penduduk yang berhijrah itu.
tidak hanya sampai disitu, meski sudah berhijrah, masih ada saja masyarakat yang tidak setuju dengan apa yang diajarkan oleh persis. lalu masyarakt itu menyiksa terus, hingga pada waktu itu tempat yang kami huni di namakan "suka peurih". Lama-lama persis di tempat itu semakin banyak, kerna memang masyarakat disana semakin mengerti apa yang di ajarkan oleh persis ini.